Tak
lekang kiranya senyum kala senja nan jingga
Hangat
akan damai yang pasti
Lalu
jatuh di kedalaman hati
Dan
disinilah kuberdiri
Menyapa
jiwamu dalam relungku yang lekat dan pekat
Ku
akui dengan begitu polos
Seumpanya
lempung tembikar yang sudah terlanjur pecah..
Sudah
tidak ada jalan kecuali “sudah”
Seumpama
gelas dan alas tatakannya..
Saling
melengkapi,
Tapi
bukan berarti tak sempurna jika sendiri..
Ini
hanya padu padan dan kondisional
Itu
saja..
Ruang
dan waktu sungguh kan sirna..
Segala
jarak kan temui ujungnya..
Namun
tidak gelombangku padamu
Ia
akan terus berdenyut, berdetak..
Sebagaimana
roh suci semesta ini
Di
tepi telaga syurgalah ia bermuara
Memercik
segarnya firdaus di inti bahagia ..
Ya…
seperti itulah adanya aku dan dirimu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar