profesikuu..

Dilematis, antara prinsip yang harus dipetahankan dan tanggung jawab serta sikap professional yang harus di aplikasikan sebagai guru, tersadar bahwa setiap kita bekerja pasti akan menemukan hal – hal yang tidak mengenakan, apapun itu, semua adalah bagian dari kehidupan yang harus tetap dijalani. Namun, apa yang dirasakan saat ini amatlah tidak termaafkan , walaupun sebagai manusia wajib untuk saling memaafkan, tapi apa daya, hati ini sudah terlalu sakit.

Mencoba bertahan selama ini, demi anak-anak, demi penerus bangsa ini. Tapi belakangan mulai measa jengah dengan lingkungan sekitar anak – anak yang hidupnya penuh sekali dengan sikap kepura – puraan , yah.. orang dewasa. Seandainya anak – anak dapat terus bersama saya tanpa harus berada di tempat itu.

Hanya beberapa hari menjelang anak – anak ujian akhir, harusnya saya berada di sana, mendukung mererka, memberikan semangat, menciptakan suasana yang nyaman, suasana yang tidak membuat mereka takut. Tapi apa yang saya lakukan? Hanya berdiam, mempertahankan ego hanya karna harga diri yang telah di injak – injak oleh orang – orang yang tidak bertanggungjawab.

Menangis, hanya itu? Iya untuk sementara ini. Terlebih ketika membaca surat dari salahsatu murid yang di titipkan , bertuliskan “aliya sayang ibu ima”, dengan huruf yang belum sempurna dan lengkap, mereka mencoba mengungkapakan rasa rindu mereka terhadap sang guru.

Sungguh, ibu sangat mencintai kalian semua , tapi nak, banyak hal yang belum kalian mengerti. Jangan pernah takut,nak.. ibu guru yang lain pun sangat baik dan sangat mencintai kalian bahkan mungkin lebih daripada cinta bu ima kepada kalian. Ibu hanya bisa berdo’a untuk kebaikan kalian . entah apalagi yang bisa ibu ungkapkan di sini, rasanya tidak pantas sekali ibu meninggalkan kalian sekarang..

To my beloved child : Prima, Fahmi, Alfath, Yusup, Rifa, Rifki, Meli, Farris, Raja, Evan, Shafa, Ghatan, Farel, Ayala, Massela, Hanafi, Nanda, Aliya Salwatul, Aliya Zahira, Syifa’a, Sifa.F, Icha, Zahra, Zafira, Intan, Dimas, Daffa